Seputarsulawesi,Makassar- Meskipun masih
suasana pandemi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia
(BNPT RI) terus melakukan kegiatan sebagai upaya pencegahan radikalisme dan
terorisme di setiap daerah. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Selatan dengan
menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan.
BNPT RI dan FKPT Sulawesi Selatan menggagas
kegiatan pelibatan perempuan dalam rangka pencegahan terorisme dengan
melibatkan komunitas perempuan yang ada di Sulawesi Selatan. Kegitan dilaksanakan
di Hotel Claro Makassar dengan tetap memperhatikan protokoler kesehatan dari
pemerintah.
Baca juga: Wakil Bupati Bangka; Terorisme adalah Musuh Kemanusiaan
Pejabat BNPT RI yang hadir dalam kegiatan
tersebut adalah Letkol. TNI. Drs. Arifuddin, M.Si., selaku Kasubbag TU
Inspektorat BNPT RI yang mewakili Direktur Pencegahan Brigjend. Pol. R. Ahmad
Nurwakhid, S.E., M.M.
Arifuddin menyampaikan terorisme adalah tindak kejahatan luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Bukan sekedar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindak kejahatan terorisme juga melanggar Hak Asasi Manusia sebagai hak dasar yang secara kodrati melekat dalam diri manusia, yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman ataupun hak untuk hidup.
”Dampak terorisme tidak hanya menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan pada harta benda, namun juga merusak stabilitas
negara, terutama dalam sisi ekonomi, pertahanan, keamanan, sosial budaya, dan
lain sebagainya,” jelas pria
yang akrab disapa Arif ini, Selasa, 17 November 2020.
Arif menambahkan, berdasarkan
hasil survei yang dilakukan oleh BNPT tahun 2019 menyatakan bahwa faktor yang
paling efektif dalam mereduksi Potensi Radikalisme secara berturut turut adalah
diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal
dan pola pendidikan keluarga pada anak.
“Dalam konteks ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa posisi perempuan sangat vital dalam keluarga bahkan dalam masyarakat
secara lebih luas. Perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi
keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok
radikal terorisme”, tegas Arif.
Selanjutnya, Arif memaparkan kenapa perempuan
menjadi sasaran perekrutan dalam kelompok terorisme: Menyesuaikan pola kelompok
terorisme internasional (ISIS), Jaringan laki-lakinya mulai susah, banyak yang
tertangkap, Dianggap efektif mengelabui lawan, Perempuan termasuk kelompok “rentan”,
dan Perempuan (khususnya yang banyak mengalami kekerasan fisik dan psikis).
Sementara itu, Dr. KH. Muammar Bakry, Lc Ketua FKPT Sulawesi Selatan dalam sambutannya menyampaikan perempuan adalah tiang Negara, jika perempuannya rusak maka rusaklah suatu Negara.
“Perempuan adalah cerminan kebangsaan, nasionalisme dan keberagamaan,
sehingga pelibatan perempuan BNPT-FKPT adalah alasan yang paling tepat dalam
pencegahan radikalisme dan terorisme,” jelas Imam Besar Masjid Almarkaz al Isami ini.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09:00 s/d 16:00 diikuti oleh 90 peserta dari organisasi dan komunitas perempuan di Kota Makassar. Turut hadir sebagai narasumber Maria Ulfa, M.A, M.Hum Vice Director Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) dan Prof. Dr. Hj. Faridah Patittingi, M.Hum Kabid. Perempuan dan Anak FKPT Sulawesi Selatan.