“Mereka
yang dinyatakan positif korona jangan dikucilkan, sebab corona bukan aib. Lagian
mereka juga tidak ingin berada di posisi itu. Bijaknya, mari kita doakan dan
beri semangat”.
Demikian
bunyi pesan status akun media sosial Nurlia Othieq, Sekretaris Lurah Tinambung, beberapa hari lalu.
Meski pesannya singkat, namun sarat akan makna kemanusiaan.
Baca juga: Gunakan Aplikasi Daring, Pemprov Sulsel Peringati Nuzulul Quran
Tentu
saja, status tersebut penting diapresiasi di tegah kekhawatiran yang luar biasa
akan bahaya penyebaran virus korona.
Apalagi
di masa pandemi ini, media tak henti-hentinya memberitakan perkembangan pasien
positif korona, lengkap dengan alamat dan wilayah penderitanya.
Akibatnya,
tak jarang masyarakat resah, panik, dan khawatir akan hal itu. Tentu hal ini
perlu dipertimbangkan, mengingat tidak semua manusia bisa berpikiran jernih, atau
bijak dalam melihat persoalan.
Apalagi kekhawatiran
dan kecemasan yang luar biasa, tidak jarang membuat manusia lupa diri, bahkan bisa
kehilangan empati kemanusiannya. Olehnya itu, edukasi, penyadaran dan
sosialisasi sangat penting untuk terus digaungkan.
Pesan Bijak
Kita patut
bersyukur, karena semenjak korona mewabah di bangsa ini, pesan-pesan bijak
terus berseliwerang di media sosial. Meski singkat, namun sarat akan makna.
Salah
satu pesan yang sempat mencuri perhatian banyak orang adalah pesan yang
mengatakan “lawan virusnya, jangan
orangnya".
Pesan yang disebar oleh akun jaringan media sosial
GUSDURian itu, sangat jelas mengisyaratkan tentang pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan.
Pesan tersebut, kira-kira maknanya begini, meski
korona adalah virus pembunuh yang paling menakutkan dewasa ini, namun ia tidak
boleh membunuh rasa kemanusiaan kita.
Empati, kepedulian serta semangat hidup adalah
bagian dari prinsip hidup sosial kita, dan tentu saja penting untuk terus disuarakan
demi solidaritas kemanusiaan.
Empati akan membangkitkan semangat kepedulian. Sementara
kepedulian akan membangkitkan rasa kemanusiaan, sehingga dengannya akan
tercipta kebersamaan.
Sementara kita tahu, kebersamaan adalah modal
utama kita melawan virus korona. Tanpa itu, mustahil kita bisa melewati cobaan
yang luar biasa ini.
Intinya, selama masih ada asa, kebersamaan akan tetap diharapkan untuk menguatkan solidaritas kemanusiaan kita.